Bermula dari pelantikan Raja I Kerajaan Kaidipang Mauritz Datoe Binangkal di Goa (sekarang Makassar), setelah dilantik beliau bersama rombongan kembali ke kaidipang, setibanya di pelabuhan Boroko, beliau lalu memerintahkan seluruh pengikutnya untuk mencelupkan kaki diair sebagai implementasi rasa syukur terhadap Tuhan YME, mencelupkan kaki dalam bahasa kaidipang (keidupa) adalah Movohuloko, seiring berjalannya waktu Pelabuhan Boroko yang menjadi tempat kejadian itu diberi nama Vohuloko.

Pada saat Jepang Menduduki Kaidipang Kala Itu, tentara jepang tidak dapat menyebut kata Huloko malah mereka menyebutnya dengan Horoko dan kata Horoko ini lama kelamaan berubah menjadi Boroko

Sejak tahun 1904 sampai sekarang Desa Boroko sudah beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan dapat dilihat pada  :

 

Daftar Nama-nama Sangadi Boroko dan Tahun Pemerintahan

No

Nama Sangadi

Tahun Pemerintahan

Keterangan

1

Laif Antogia

1904 s/d 1927

 

2

A. M. Papeo

1928 s/d 1939

 

3

R. Buhang

1939 s/d 1943

 

4

T. H. Patadjenu

1943 s/d 1947

 

5

A. Lalamintik

1947 s/d 1948

 

6

M. Pomolango

1948 s/d 1951

 

7

S. L. Papeo

1951 s/d 1956

 

8

B. Babay

1956 s/d 1957

 

9

H. P. Madihutu

1957 s/d 1995

 

10

S. T. Monoarfa

1995 s/d 2003

 

11

N. Pomolango

2003 s/d 2008

 

12

Mursit Patadjenu

2009 s/d 2015

 

13

Mursit Patadjenu

2015 s/d 2020

 

14

Tedy Van Solang

2020 s/d 2021

Pj. Sangadi

15

Dahlan Lasena

2021 s/d 2027

Sangadi